Menelusuri Sejarah Perang Palestina dan Israel dari Masa ke Masa

Jakarta Memanasnya konflik di kawasan Palestina dan Israel membuat publik internasional geram. Ratusan nyawa jatuh dan sejumlah bangunan hancur lebur diserang sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana sebenarnya sejarah Palestina dan Israel.

Seperti dilansir dari BBC, Selasa (18/5/2021), pemicu bentrokan satu minggu terakhir diawali oleh ketegangan terkait sengketa tanah di Yerusalem Timur. Saling klaim ini berujung bentrok hingga Hamas dan Israel terlibat aksi saling kirim serangan udara.

Berawal dari Pemberian Rumah Bagi Yahudi


Sejarah konflik Palestina dan Israel bisa dibilang terjadi sejak Inggris mendirikan 'rumah nasional' bagi minoritas Yahudi di Palestina. Saat itu, Inggris diketahui mengambil alih wilayah Palestina dari kekuasaan Kesultanan Utsmaniyyah yang kalah dalam Perang Dunia I.

Bagi warga minoritas Yahudi, wilayah itu adalah tanah air leluhur mereka. Warga Arab Palestina yang merupakan mayoritas juga mengklaim hal yang sama.

Warga Yahudi terus menerus bertambah ke wilayah Palestina antara tahun 1920-1940an. Sementara itu, kekerasan antara Yahudi dan Arab juga meningkat hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membagi wilayah Palestina menjadi dua, untuk bangsa Yahudi dan Arab Palestina pada 1947.

Keputusan PBB disambut oleh para pemimpin Yahudi, namun ditolak oleh bangsa Arab. Pembagian pun tidak pernah diterapkan hingga kini.

Deklarasi Negara Israel


Sejarah Palestina dan Israel yang berkonflik bermula pada 15 Mei 1948, saat para pemuka Yahudi mendeklarasikan pembentukan negara Israel. Hal ini memicu penolakan Bangsa Arab Palestina dan perang pecah.

Dalam perang Al-Nakhba, yang diartikan sebagai 'malapetaka' ini, ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dan meninggalkan rumah mereka. Usai setahun, Israel sudah berhasil menguasai sebagian besar wilayah.

Yordania kemudian menduduki wilayah yang dinamai Tepi Barat, sementara Mesir menguasai Gaza. Sementara wilayah Yerusalem dibagi dua dengan Israel, dimana wilayah Timur dikuasai Yordania dan wilayah barat menjadi bagian Israel.

Perang Enam Hari 1967

Sejarah Palestina dan Israel yang berkonflik kemudian menjadi perang, dimulai dengan diserangnya pangkalan udara Mesir oleh Israel hingga pasukan darat Israel memasuki Semenanjung Sinai. Israel mengambilalih Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan serta Yerusalem Timur yang didominasi bangsa Arab.

Ratusan ribu orang Palestina tidak diizinkan kembali ke rumah mereka dengan alasan akan membebani dan mengancam keberadaan negara Israel sebagai negara bangsa Yahudi.

Seluruh Yerusalem diakui Israel sebagai Ibu Kota negaranya. Sementara Palestina menyatakan Yerusalem Timur menjadi Ibu Kota masa depannya.

Perundingan damai antara kedua belah pihak kerap tertahan lantaran Palestina menolak pemukiman Yahudi di tepi Barat. Selama 50 tahun terakhir, ada lebih dari 600.000 warga Yahudi yang membangun pemukiman di sepanjang wilayah-wilayah tersebut.

Titik temu perundingan terus tertahan lantaran belum ditemui keputusan apakah pemukiman Yahudi akan dibiarkan atau dibongkar. Selain itu permasalahan Yerusalem apakah akan dibagi wilayahnya juga menjadi hal pelik yang terus mewarnai konflik kedua negara.

Yang terbaru permasalahan sengketa tanah di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur menjadi pemicu bentrokan dan serangan udara yang menambah panjang sejarah Palestina dan Israel yang berkonflik hingga kini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Akibat Pandemi, Para Pengusaha Sound di Klaten Menjual Aset di Tepi Jalan

Seorang Pengungsi Asal Afghanistan Bakar Diri di Medan, Diduga Karena Stres Dan Depresi

Anggota Komisi III DPR Menanggapi Kasus Penolakan Laporan Warga Oleh Oknum Polisi