Sejumlah Pelajar SMK Mengatakan Pembelajaran Tatap Muka Lebih Efektif Dalam Pemahaman Praktikum

Jakarta Sejumlah pelajar di SMK Negeri 47 Jakarta mengakui pembelajaran tatap muka (PTM) dapat mempercepat pemahaman khususnya untuk praktikum karena materi langsung dikerjakan di sekolah. 226 sekolah di Jakarta dijadwalkan mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap kedua mulai hari ini, Rabu (9/6).

"Kalau daring itu materinya susah saya tangkap, kalau langsung begini saya cepat mengerti," kata siswi SMK Negeri 47 Jakarta Syarifah Haura di Jakarta, Rabu (9/6).

Untuk itu, dia antusias mengikuti pelajaran karena ada kesempatan PTM gelombang kedua yang perdana dirasakannya.

Siswi kelas X dari Ampera, Jakarta Selatan itu mengaku ke sekolah sudah berbekal makanan minuman sendiri, kemudian masker cadangan, dan sanitasi tangan.

Senada dengan Syarifah, pelajar lain yakni Muhammad Zain juga merasa lebih mudah melakukan praktik secara langsung.

Meski mengaku agak canggung karena baru pertama kali bertemu dengan guru dan teman lain lengkap dengan protokol kesehatan, siswa asal Pejaten Barat itu mengatakan materi langsung bisa dipahami.

"Sensasinya itu langsung terasa kalau belajar di sekolah, kalau di rumah itu saya merasa kurang, kadang tidak paham juga karena kita dibatasi," kata Syarifah. Dikutip Antara.

Sementara itu, guru multimedia di sekolah itu, Muhammad Abdu juga mengaku PTM memberi ruang yang besar baginya untuk memberikan praktik langsung kepada murid.

"Mereka butuh praktik di laboratorium apalagi kami bahas pemrograman multimedia itu butuh praktik langsung," ujar Abdu.

Selama pengajaran online, lanjut dia, kerap menerima kendala di antaranya sinyal web yang kadang tidak stabil dan fasilitas kurang mendukung.

PTM hari pertama di SMK Negeri 47 Jakarta dihadiri 108 pelajar dari total 143 siswa. Sebelum mengikuti PTM, para siswa harus mendapatkan persetujuan dari orang tua.

PTM gelombang kedua ini dilaksanakan 9-24 Juni 2021 yang diadakan seminggu tiga kali tiap Senin, Rabu dan Jumat dengan durasi sekitar empat jam.

226 Sekolah di DKI Gelar PTM


Kasubag Humas Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Taga Radja Gah mengatakan, 83 sekolah yang mengikuti uji coba PTM tahap sebelumnya. Sementara 143 sekolah merupakan sekolah baru yang dinyatakan lulus seleksi uji coba untuk tahap kedua ini dari 300 sekolah yang mendaftar.

"Jadi ada 226 sekolah," kata Taga di Jakarta, Selasa (7/6).

Untuk 143 sekolah yang dinyatakan lulus seleksi uji coba dari 300 sekolah yang mendaftar itu, kata Taga, terdiri dari berbagai jenjang pendidikan dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP).

"Untuk 143 itu rinciannya SD 76 sekolah, MI satu sekolah, SMP 14 sekolah, MTS 3 sekolah, SMA 11 sekolah, MA 1 sekolah, SMK 33 sekolah, LKP 4 sekolah, totalnya 143," jelasnya.

Akan tetapi, Taga belum merinci nama-nama sekolah yang akan melakukan uji coba tatap muka tahap kedua ini. Dia mengatakan, secara teknis pelaksanaan uji coba tahap kedua akan sama dengan tahap pertama seperti maksimal 50 persen dari kapasitas kelas.

"Kemudian hanya 3-4 jam (pelajaran), pendekatannya 'blended understanding', separuh tatap muka separuh di rumah," ujarnya seperti dilansir dari Antara.

Untuk pelaksanaannya, uji coba tatap muka itu akan berlangsung selama tiga pekan terhitung dari tanggal 9 Juni 2021, hingga 26 Juni 2021. Setelah pelaksanaan uji coba selesai, Taga mengatakan, bahan evaluasi akan dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan sekolah tatap muka di DKI Jakarta.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyampaikan lima instruksi Presiden Joko Widodo soal pelaksanaan kembali sekolah tatap muka.

Pertama, menekankan agar pembelajaran tatap muka atau sekolah tatap muka yang akan dimulai pada Juli harus dilakukan secara ekstra hati-hati dan secara terbatas.

Kedua, menyoal kuota pembelajaran tatap muka hanya boleh maksimal 25 persen dari total siswa. Ketiga, perihal durasi, pembelajaran tatap muka tidak boleh dilakukan lebih dari dua hari dalam sepekan dan maksimal dilakukan dalam dua jam pelajaran.

Keempat, untuk opsi menghadirkan anak ke sekolah tetap ditentukan oleh orang tua. Kelima, semua expert sudah harus selesai divaksinasi sebelum dimulainya pembelajaran tatap muka.

"Jadi mohon kepada kepala daerah, karena vaksin kita kirim ke daerah, prioritaskan master dan lansia. Guru harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas dilaksanakan," kata Budi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Akibat Pandemi, Para Pengusaha Sound di Klaten Menjual Aset di Tepi Jalan

Seorang Pengungsi Asal Afghanistan Bakar Diri di Medan, Diduga Karena Stres Dan Depresi

Anggota Komisi III DPR Menanggapi Kasus Penolakan Laporan Warga Oleh Oknum Polisi